Skripsi
Nilai-nilai Estetika Sastra dalam Ayat-ayat cerita Menurut Sayyid Quthb (kajian Tafsir Fi Zhilali Qur'an Qs. Maryam)
Latar belakang dari adanya penelitian ini adalah Banyak orang khususnya umat Islam enggan menghargai, memahami, mempelajari, dan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an. Berkaitan dengan hal tersebut sangat di perlukan pemahaman mengenai nilai estetika sastra yang terdapat dalam Al-Qur’an. Maka penulis mengambil nilai-nilai estetika sastra dalam ayat-ayat cerita (QS. Maryam) menurut Sayyid Quthb, sebagai bahan penelitian. Para mufasir membahas QS. Maryam dengan cara yang berbeda-beda, Sayyid Quthb adalah salah satu mufasir dan sastrawan yang membahas QS.Maryam dengan gaya bahasa yang lebih indah dengan kandungan hujjah yang kuat sehingga mampu menggugah nurani iman yang membacanya.
Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui tipologi penafsiran QS. Maryam oleh Sayyid Quthb dan untuk mengetahui nilai-nilai estetika sastra dalam ayat-ayat cerita (QS. Maryam) menurut Sayyid Quthb.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian pustaka (Library research). Pengumpulan data didapat dari sumber data primer, sumber data sekunder, dan sumber data tersier. Dengan metode analisis data yaitu analisis fenomenologi dan metode induktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1). Pelajaran yang bisa diambil dari tipologi penafsiran susastra QS. maryam oleh Sayyid Quthb meliputi urgensi sebuah doa, kekuasaan Allah di atas segalanya, amanah dakwah adalah amanah terbesar, kisah maryam dan perdebatan tentang Nabi Isa, Maryam adalah contoh ideal wanita muslimah, proses kehamilan maryam dan hikmah dibalik ujian itu, mukjizat Nabi Isa dan ajaran tauhid, ancaman azab bagi mereka yang mempertuhankan Nabi Isa, Ibrahim adalah cermin dan sosok ideal penyeru dakwah, dan kisah para Nabi. (2). Nilai-nilai estetika sastra dalam ayat-ayat cerita (QS. Maryam) menurut Sayyid Quthb terdapat dalam kisah Nabi Zakariya, kisah Nabi Yahya, kisah Maryam dan Isa, kisah Nabi Ibrahim dan bapaknya, kisah Nabi Musa, kisah Nabi Ismail, dan pengungkapan peristiwa hari akhir. Nuansa kisah-kisah tersebut adalah naungan rahmat, ridha, dan (ittishal) kontak yang kuat dengan Allah.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi seluruh pihak yang membacanya sehingga mampu meng-Apresiasi dan mengamalkan nilai-nilai estetika sastra yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Kata kunci: nilai, estetika sastra, ayat cerita, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an
Tidak tersedia versi lain