Skripsi
Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-Qur'an (kajian Q.S Al-Isra' ayat 23-24)
Skripsi ini membahas nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-Isra’ Ayat 23-24. Kajiannya dilatar belakangi oleh minimnya pendidikan aqidah (Mengesakan Allah) dan berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul walidaini). Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan:(1) Apa nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 23-24? (2) Bagaimanakah penerapan dan pengamalan dalam dunia endidikan islam? Permasalahan tersebut dibahas melalui kitab suci Al-Quran yang menjadi pedoman hidup orang Islam.
Selain itu, sumber data penulisan ini juga diambil dari buku-buku atau bahan bacaan yang relevan dengan pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini. Sumber data penelitian ini penulis bedakan menjadi dua kelompok, yang pertama adalah sumber primer yang berasal dari Al-Quran dan yang kedua adalah sumber sekunder yang berasal dari data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian seperti: Tafsir klasik dan tafsir kontemporer. Kajian ini menunjukkan bahwa: Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.S Al-Isra’ ayat 23-24 yaitu pertama, pendidikan akidah yakni Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk mengesakan-Nya dalam ibadah dan dalam penyembahan serta melarang mereka menyekutukan Allah dengan apa pun atau siapa pun. Oleh sebab itu, yang berhak mendapat penghormatan tertinggi hanyalah yang menciptakan alam dan semua isinya yaitu Allah SWT. kedua, Pendidikan birrul walidainiyakni sesudah Allah memerintahkan supaya jangan menyembah selain Dia lalu Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar mereka benar-benar memperhatikan urusan kebaktian kepada kedua ibu bapak dan tidak menganggapnya sebagai urusan yang remeh, dengan menjelaskan bahwa Tuhanlah yang lebih mengetahui apa yang tergetar dalam hati mereka.
Penerapan dan pengamalan Q.S Al-Isra’ ayat 23-24 dalam pendidikan islam yaitu pertama, pendidikan akidah di sekolahan hendaknya mengajarkan kepada peserta didik bertauhid meng-Esakan Allah bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah Tuhan Yang Maha Esa. Jumlah jam pelajaran yang terbatas dengan materi yang diserat menyebabkan guru agama mengambil jalan pintas yang paling mudah, yaitu melihat pendidikan agama tidak lebih sebagai pelajaran daripada sebagai pendidikan. kedua, pendidikan birrul walidaindalam dunia modern sekarang inijustru perlakuan terhadap orang tua yang sudah lanjut usia sungguh terbalik. Di saat mereka membutuhkan perhatian lebih dari orang- orang terdekat terutama seorang anak, malahan mereka kebanyakan diasingkan dari keluarga dengan alasan supaya mendapatkan perhatian yang lebih baik. Akhirnya, mereka dititipkan di panti jompo atau yang lain.
Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, Aqidah, Birrul Walidaim
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain